Tuesday, September 18, 2018

Hari Pernikahan 18-08-18

Alhamdulillah pada tanggal 18 Agustus 2018 gue dan calon suami telah melangsungkan acara pernikahan di kediaman orang tua gue di Banjarmasin. Acara akad nikah kami mulai pada pukul 8 pagi waktu setempat. Tamu undangan yang hadir pada saat itu merupakan keluarga besar dan sahabat dekat serta kerabat kami saja.

***

Hari itu gue bangun sekitar pukul 4 pagi untuk melakukan persiapan make-up oleh tim make-up. Sebelum dimake-up gue melakukan sholat subuh terlebih dulu. Proses make-up berlangsung lumayan lama sekitar 2 jam lebih. Make-up yang gue request pada hari itu adalah make-up yang natural. Gaun yang gue kenakan untuk acara akad nikah adalah dress panjang berwarna broken white dengan padanan hijab syar’i ala pengantin melayu, matching dengan pakaian yang akan dikenakan oleh calon suami.

Kurang dari pukul 8 pagi, para undangan sudah mulai berdatangan, begitu setidaknya yang gue tahu pada saat itu, karena gue berada di dalam kamar sedang melakukan makeup persiapan. Tidak lama setelah itu, bapak Penghulu yang akan menikahkan gue datang dan gue diminta keluar dari kamar untuk melakukan proses yang disebut “bewali”. Bewali adalah proses meminta maaf, meminta izin dan doa restu kepada ayah untuk dinikahkan dengan calon suami gue. Setelah selesai bewali, gue kembali masuk kamar untuk menyelesaikan make-up.

Tidak berapa lama setelah proses bewali, calon suami gue dan rombongan keluarganya datang dengan membawa seserahan. Mereka disambut oleh pihak keluarga gue untuk memasuki rumah dan berjalan menuju tempat akad. Calon suami kemudian meminta maaf, meminta izin dan doa restu kepada kedua orangtuanya untuk melaksanakan akad nikah pada hari itu. Sementara gue hanya bisa mendengarkan sayup-sayup dari dalam kamar ditemani oleh sahabat gue dan tim make-up.

Beberapa saat setelah itu, terdengar suara lantunan ayat Al Quran yang dibacakan oleh seorang Qori. Kemudian sepatah dua patah kata dari bapak Penghulu untuk memulai proses akad nikah. Setelah itu terdengar sebuah kalimat panjang yang menjadi penentu sekaligus titik awal fase kehidupan baru itu dimulai. “Saya terima nikah dan kawinnya Dina Herliana binti H. *********** dengan maharnya........”. Kalimat akad nikah yang diucapkan oleh seseorang yang kini dengan bangga dan bahagia gue sebut sebagai suami. “SAH!” terdengar suara dari beberapa orang dan alhamdulillah mulai detik itu kami sudah sah sebagai seorang suami dan seorang istri. Rasa senang, haru, dan lega bercampur pada saat itu. Semua rasa tegang dan cemas sebelum hari akad nikah terasa hilang berganti dengan senyum bahagia pada saat itu. Alhamdulillah.

Kemudian setelah proses akad nikah selesai diiringi dengan pembacaan doa. Gue dipanggil untuk keluar dari kamar, disandingkan dengan suami di tempat akad. Kami duduk berdua di depan bapak Penghulu dan selanjutnya suami gue meletakkan tanganya di ubun-ubun gue seraya membacakan doa. Setelah proses itu, selanjutnya dilakukan pembacaan sighat ta’lik yang berisi hak dan kewajiban suami dan istri dalam pernikahan. Setelah selesai pembacaan sighat ta’lik, dilajutkan dengan penyerahan mahar secara simbolis dari suami kepada gue. Kemudian setelah itu kami berdua menandatangani berkas-berkas pernikahan, namun sayang sekali karena persediaan buku nikah saat itu sedang tidak ada, maka buku nikah kami harus di ambil ke KUA pada awal September mendatang. Setelah selesai proses penandatangan berkas-berkas itu kami berdua melakukan prosesi sungkem dengan nenek dan kakek serta kedua orang tua kami dan foto bersama.

Acara selanjutnya adalah baantar jujuran. Tradisi baantar jujuran ini sering ditemui dalam rangkaian pernikahan orang-orang Banjar. Baantar jujuran adalah sebuah acara penyerahan seserahan dari pihak mempelai pria kepada mempelai wanita. Seserahan tersebut biasanya berisi perlengkapan yang akan dipergunakan oleh mempelai wanita dari ujung kepala hingga ujung kaki, perlengkapan rumah tangga sampai perlengkapan dapur.

Dalam rangkaian pernikahan gue, prosesi baantar jujuran sendiri dilakukan setelah semua rangkaian acara akad nikah selesai. Diawali dengan penyerahan seserahan yang telah dibawa suami dan keluarganya kemudian dibuka oleh seorang pembawa acara. Pembawa acara kemudian mempersilakan perwakilan dari pihak mempelai pria untuk menyampaikan sambutan dan biasanya menggunakan pantun dalam bahasa Banjar. Setelah itu, perwakilan dari mempelai wanita juga akan menyampaikan kalimat penerimaan atas seserahan yang diberikan dan diiringi dengan pantun berbahasa Banjar. Kemudian dalam acara ini juga kedua mempelai melakukan prosesi penukaran cincin. Setelah prosesi penukaran cincin, ada juga prosesi penyerahan uang jujuran yang secara simbolis diserahkan dari mempelai pria kepada mempelai wanita, kemudian diletakkan kedalam sebuah tempat yang sudah dihias sebelumnya dan diisi dengan bunga rampai. Uang tersebut kemudian diaduk di dalam tempat yang sudah tersedia bersama dengan bunga rampai, lalu dikeluarkan kembali untuk disimpan oleh pihak mempelai wanita. Bunga rampai yang tersisa dan telah diaduk tadi kemudian dicampur kembali dengan bungkusan gula merah, kelapa potong, bungkusan uang kecil-kecil, permen dan sejenisnya yang semuanya telah dihias. Setelah semuanya diaduk, gue dan suami berserta kedua ibu kami kemudian melemparkan bunga rampai, gula merah dan sejenisnya tadi kepada para tamu wanita yang hadir mengikuti acara tersebut. Para tamu antusias berebut untuk mendapatkan gula merah dan sejenisnya tersebut. Setelah prosesi tersebut selesai, pembawa acara menutup acara dan diakhiri dengan pembacaan doa oleh pembaca doa. Setelah semua acara selesai, para tamu dapat menyantap makanan dan pulang.

Acara kami pada hari itu selesai sekitar pukul 2 siang, karena setelah acara baantar jujuran selesai ternyata masih ada beberapa teman yang baru bisa datang pada siang harinya. Setelah semua tamu dan keluarga lain pulang, barulah kami berdua bisa makan dan beristirahat. Alhamdulillah acara kami pada hari itu berjalan dengan lancar, meskipun ada beberapa kekurangan atau beberapa acara yang belum sesuai dengan rencana, masih dapat kami maklumi dan syukuri.

Berakhirnya acara akad nikah dan baantaran jujuran pada hari itu menandai awal mula perjalanan gue dan suami sebagai seorang suami dan istri. Mengantarkan gue dan suami memasuki fase kehidupan yang baru dengan penuh rasa bahagia, diiringi doa dan harapan akan berakhir bahagia pula nanti pada saatnya maut memisahkan. Begitulah kiranya doa dan harapan kami, dan gue yakin merupakan doa dan harapan semua pasangan dan keluarga lain juga.

***

Pernikahan merupakan suatu proses yang ada dalam kehidupan dimana dalam setiap kehidupan tidak akan selalu statis dan lurus seperti apa yang selalu kita inginkan. Tentu di dalamnya terdapat dinamika yang akan memberikan dan mengajarkan kita banyak hal untuk selalu bersabar dan selalu bersyukur, menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Bagi gue, pernikahan merupakan suatu langkah awal yang dimulai dengan niat baik dan mulia untuk mencapai tujuan akhir yang baik dan mulia juga bersama pasangan hidup gue. Semoga gue dan suami bisa menghadapi segala tantangan yang mungkin akan menghampiri kami dalam perjalanan panjang ini bersama. Semoga kami bisa selalu menjaga komitmen untuk saling melengkapi, menerima kekurangan masing-masing dan saling memperbaiki diri, belajar bersama membangun sebuah keluarga kecil yang bahagia. Aamiin.

No comments:

Post a Comment