Monday, May 12, 2014

Cerita Backpacking ke Bandung - 2014 Bagian 2

Malam di Bandung dingin banget, apalagi subuh. Ini hari kedua gue di bumi parahyangan. Sesuai dengan planning yang disusun, sekitar jam 6 pagi gue bersiap-siap, mandi, packing, dan ngeteh. Sebenarnya gue sudah bangun dari jam 5 sembari menikmati subuhnya kota Bandung. Sekitar Jam 8 pagi gue check out dan langsung menuju St. Hall. Hari ini gue ingin ke Lembang. Sempat salah naik angkot dari terminal Dago, karena warna angkot yang mirip, untung gue sadar setelah setengah perjalan gue mendengar sopir angkot bilang Dipati Ukur Neng blabla. Gue lihat kaca angkot dan benar gue salah naik angkot. Ternyata angkot yang gue naiki adalah jurusan Dago-Kalapa. Turun di depan pasar, gue menunggu angkot Dago-St.Hall. Setelah naik angkot yang benar gue berniat menaruh ransel dulu di Chezbon, gue turun di depan Jalan Braga dan menuju penginapan untuk menaruh ransel disana. Belum bisa check in karena peraturan check in adalah dari jam 12 siang. Setelah itu, meskipun bisa jalan kaki, tapi karena mengingat waktu, gue naik angkot lagi yang jurusannya ke St. Hall dan tiba di stasiun sekitar jam 9 dan langsung naik angkot krem jurusan St. Hall – Lembang.

Berangkat menuju Lembang, di perjalanan gue ditanya sopir angkotnya mau kemana. Gue bilang kalau gue mau ke de Ranch. Gue duduk di depan supaya gampang nanya-nanya sopirnya, terus sopirnya juga baik ngasih tau tempat-tempat wisata di kawasan Lembang kayak de Ranch, Lembang Floating Market, sama tempat wisata lain kayak gimana cara ke Gunung Tangkuban Perahu, etc. Dari yang dia jelasin emang bisa dipercaya soalnya sebelumnya gue juga baca-baca dulu rute dan referensi-referensi alat transportasi di kawasan Lembang. Patokan-patokan angkot berhenti dan tarifnya. Alhamdulillah sopirnya juga baik jadi sempat ngobrol ngalor ngidul sebentar.

Pagi itu memang pilihan yang tepat buat ke Lembang selain jalan yang masih lancar, meskipun macet di kawasan Setiabudi. Selanjutnya perjalanan gue lancar-lancar aja. Memasuki kawasan Lembang mulai terlihat pemandangan alam, gunung dan bukit-bukit hijau disertai udara yang sejuk. Perjalanan yang berkelak-kelok, turun naik jadi nggak berasa karena rasanya seneng banget. Ini baru yang namanya liburan!
Sampai di perempatan pasar Lembang setelah sebelumnya sempat berganti sopir (ternyata angkotnya pakai shift2an juga, ya bisa dibayangin sih melihat perjalanan dari Bandung Kota ke Bandung Barat dengan jalanan yang turun naik dan berkelok, belum lagi kalau macet, pasti cape dan harus ganti-gantian nyupirnya), di depan dealer motor gue turun dari angkot dan meneruskan perjalanan dengan jalan kaki. Gue jalan kaki lurus ke arah angkot tadi datang. Di sepanjang jalan ada petunjuk arah menuju de Ranch, jadi kita nggak usah takut nyasar. Pokoknya setelah jalan lurus, melewati Tahu Tauhid II, nggak jauh dari itu sampailah gue di de Ranch.

Masuk de Ranch, bayar tiket masuk 5 ribu rupiah plus dengan tiket masuk tersebut kita bisa menukarnya dengan susu segar rasa buah. Yay! Pemandangan di kawasan de Ranch benar-benar keren, berasa kayak di country-country film. Ada pemandangan hijau yang luas, kuda, dan wahana liburan ala cowboy lainnya. Disana kita bisa bermain perahu di air, flying fox, kursus membuat kue, berkuda atau menaiki delman. Cukup membayar sesuai dengan tarif yang sudah ditentukan. Jika tidak mau, kita bisa cukup hanya dengan menikmati pemandangan dan berfoto disana. Selain berbagai wahana permainan ala cowboy, disana juga lengkap arena bermain untuk anak-anak, tempat makan, toilet, dan mushola berwisata kesini, nggak bakalan rugi. Pastinya kita bakal ngerasain liburan yang sebenernya. Alhamdulillah.

Disana gue nggak naik wahana apapun, sebenernya pengen, tapi mungkin next time kalau gue kesana. Gue cuman foto-foto sembari menikmati pemandangan alam. Lanjut isoma. Setelah itu gue melanjutkan perjalanan lagi menuju Cimahi.

Keluar dari de Ranch menuju perempatan yang tadi di awal turun dari angkot, gue naik angkot hijau stabilo ke arah Parongpong. Perjalanan dari Lembang menuju Parongpong sama halnya dengan perjalanan menuju Lembang, mendaki gunung lewati lembah nan menyejukkan hati. Ah! Seneng banget. Sampai di Parongpong, gue lanjut naik angkot ungu jurusan Parongpong – Cimahi. Pas angkot mau jalan dan ngasih tau kalau gue mau ke Taman Kupu-Kupu Cihanjuang, sopirnya bilang,” Loh? Bukannya Taman Kupu-Kupunya udah ditutup neng, direhab katanya”. Lah? Gue jadi bingung, gue tanya sopirnya, emang dari kapan ditutupnya dan katanya sudah lama. Gue jadi ragu, tapi tetap melanjutkan perjalanan. Lagipula kata sopirnya, nanti lihat aja dulu, kalau tutup ya gue nggak jadi kesana. Perjalanan menuju Cihanjuang ini ternyata jalannya turun, ajdi kayak menuruni bukit gitu. Di perjalanan sempat turun hujan dan agak takut juga sih, takut karena jalanannya menurun, hujan, jalannya sempit, licin, dan ada banjir sedikit. Sopir angkot jurusan ini kayaknya harus berpengalaman dan sabar kalau mengemudi di musim hujan.

Beberapa menit kemudian, ternyata memang benar Taman Kupu-Kupu di Cihanjuang masih ditutup karena sedang renovasi atau rehabilitasi. Padahal gue semangat banget buat melihat Kupu-Kupu yang warna-warni disana. Ternyata perjuangan gue kemarin untuk mengejar kereta ke Cimahi buat kesana adalah pertanda bahwa memang nggak ada juga kalau mau kesana, soalnya Taman Kupu-Kupunya lagi ditutup.  Harusnya gue cari informasi terupdate tentang hal tersebut sebelum kesana. Sebelumnya gue ngerasa sudah mencari informasi yang terupdate soal Taman Kupu-Kupu, gue baca blog yang menulis tentang Taman Kupu-Kupu itu postingannya ditulis di sekitar akhir 2013. Padahal ternyata Taman Kupu-Kupu tersebut sudah ditutup sejak awal 2014 (Dari Twitter dan FB Taman Kupu-Kupu yang gue browsing kemudian). Karena nggak jadi ke Taman Kupu-Kupu, gue memutuskan untuk pulang, tapi dari stasiun Cimahi. Untung sopir angkotnya baik dan ramah, gue bisa ngobrol ngalor ngidul lagi sedikit selama di perjalananan. Jam hampir menujukkan waktu setengah 4, kita akhirnya sampai di stasiun Cimahi. Tapi ternyata KRD Lokal menuju Bandung jadwalnya adalah jam 16.21. Terlalu lama kalau menunggu, gue nggak jadi naik kereta pulang ke penginapan, akhirnya gue naik angkot jurusan Cimahi – St. Hall.

Perjalanan selama di angkot menuju St. Hall lumayan panjang juga, ngelewatin pasar Ciroyom juga, gue baru sekali ngelewatin pasar Ciroyom, ternyata pasarnya benar-benar pasar tradisional lengkap dengan bau khas pasar, ada bau ayam atau ikan, dan masih banyak lagi. Hahaha. Sore gue akhirnya sampai di Stasiun, lanjut naik angkot ungu jurusan Tegalega – Cisitu karena mau ke Ciwalk. Sekali lagi gue bilang bahwa sopir angkotnya juga baik. Sebelumnya gue kasih tau dulu ya, kalau angkot Tegalega – Cisitu yang lewat depan stasiun itu tujuannya adalah ke Cisitu dan nggak langsung ngelewatin Ciwalk. Nah untuk yang lewat di depan  Ciwalk, itu angkotnya harusnya angkot yang dari Cisitu – Tegalega. Jadi pas sampai Cisitu, gue nggak turun di Cisitu dan ganti angkot lagi, tapi tetap naik angkot yang sama hanya saja berbalik arah. Kata sopirnya kasian kalau turun lagi padahal angkotnya ya sama-sama juga, cuman balik arah doang dan bayarnya pun nggak dimahalin. Alhamdulillah.

Sampai di Ciwalk gue cuman masuk dan melihat-lihat aja, nggak belanja, nggak makan juga. Takut pulangnya nanti macet menuju penginapan soalnya pas perjalanan menuju Ciwalk tadi aja sudah macet dikarenakan malam minggu. Dari Ciwalk, patokan gue adalah selalu St. Hall, jadi gue naik angkot ungu lagi jurusana Cisitu – Tegalega yang lewat pas di depan Ciwalk, turun di depan Stasiun Bandung. Tapi yang namanya cape emang nggak bisa dibohongin ya kalo pikiran udah nggak fokus. Awalnya pengen jalan dari stasiun ke Jalan Braga, tapi nggak jadi karena kayaknya salah jalan. Gue naik angkot dari depan stasiun jurusan St. Hall – Gedebage menuju Jalan Braga. Turun di perempatan BNI Braga, jalan sedikit dan sampailah gue ke Chezbon.

Sampai di penginapan, mengambil ransel yang tadi dititipin dan masuk kamar. Gue beres-beres dulu, mandi dan berbaring sebentar. Wow! Hari ini lumayan cape dan temanya kayaknya sehari bersama angkot. Soalnya kalau dipikir-pikir perjalanan gue seharian itu nggak lepas dari angkot dan stasiun. Gue ngerasa kayaknya orang-orang sekitar stasiun juga udah kenal sama gue haha, masa yang jalan, turun naik disekitar stasiun cuman gue lagi gue lagi. Dan yang gue lihat juga pemandangan serupa itu lagi, itu lagi. Hanya saja orang-orang yang lewat aja ganti-ganti. Hahaha.

Sehabis magrib dan istirahat sebentar tadi, gue jalan lagi di sekitaran Braga. Sayangnya Braga Culinary Festival lagi nggak diadain karena musim kampanye. Jalan Braga rame banget sama anak muda yang lagi malam mingguan, ada yang cuman berdua sama pacarnya, ada yang rame-rame sama temen-temennya, sampai satu keluarga juga malam mingguan disana. Seru banget! Menikmati malam di keramaian orang, duduk santai menikmati makan malam dan orang yang lalu lalang (kalau duduknya di resto atau cafĂ© yang ngadap ke jalan sih wkk). Kalau gue, karena hemat, gue makannya di fastfood aja, di Wendy’s. Tapi setelah gue hitung-hitung harganya sama aja kayak gue makan di tempat lain, yang bukan fastfood.

Makan sudah, sekarang saatnya gue lanjut window shopping di Braga City Walk, sebenernya nggak banyak yang bisa dilihat juga, yang ada cuman makanan sama anak muda Bandung yang cakep dan kece (terutama yang cewek hahaha). Karena Giggle Box baru aja buka outlet disana, mampirlah gue. Seperti biasa menyeruput hot green tea latte sambil menikmati malam di kota Bandung. Yay! What a day! Happy banget. Sekitar jam 10.30 malam gue balik ke Chezbon dan mencoba untuk tidur setelah seharian ngelakuin aktivitas yang cukup terasa melelahkan.

© 2014 Dina H. - Enjoy The Art of Living

No comments:

Post a Comment