Saturday, August 5, 2017

Backpacking ke Singapura : Hari Pertama - Changi International Airport dan Meadows Hostel

Hallo semuanya, udah lama banget gue gak nulis di blog ini. Kali ini gue mau sharing tentang pengalaman backpacking bulan Juli yang lalu. Jadi ceritanya gue dan teman kantor gue, sebut saja oknum C, iseng buat nyari tiket promo ketika ada Garuda Online Travel Fair 2017. Singkat cerita, akhirnya gue dan C berhasil dapat tiket promo dengan destinasi Singapura pada tanggal 13-16 Juli 2017.

Sebelumnya, rencana gue dan oknum C berangkat di bulan Juli ini hampir aja tertunda karena ada sedikit permasalahan dengan paspor gue (baca cerita gue tentang paspor di tulisan gue lainnya). Oleh karena itu gue dan C waktu itu sama sekali gak membuat itinerary yang jelas sebelum dekat-dekat hari keberangkatan. Mulai dari tiket tempat wisata yang ingin didatangi, penginapan, uang, dan transport kita urus pada saat hari keberangkatan.

Perjalanan gue dan C tergolong perjalanan yang kocak dan unforgettable karena kelakuan, tingkah, dan segala macam kekonyolan yang kami lewati mulai dari drama sebelum keberangkatan sampai hari-hari disana dan kepulangan kami kembali ke Jakarta.

Gue dan oknum C berangkat pada hari kamis 13 Juli 2017 sepulangnya dari kantor pada jam 5 sore. Karena pesawat kami harus take-off jam 6.30 WIB, gue dan C agak sedikit worry dijalan, takut ketinggalan pesawat, tapi syukurnya jalanan menuju bandara waktu itu termasuk yang ramai lancar. Kami tiba di bandara dan langsung bergegas untuk check-in dan menuju pesawat yang sebenarnya sudah siap untuk berangkat dan hanya tinggal menunggu beberapa penumpang yang belum masuk yang salah dua dari penumpang-penumpang tersebut adalah gue dan C.

Perjalanan dari Jakarta menuju Singapura ditempuh kurang lebih selama 1 jam 30 menit. Waktu di Singapura itu satu jam lebih cepat dari Jakarta, ya satu waktu lah ya sama Banjarmasin dan Bali nyehehe (abaikan). Kami tiba di terminal 3 Changi International Airport sekitar jam 8.30 waktu setempat. Sesampainya di bandara kami langsung mengikuti semua proses yang ada, mulai dari mengisi kartu kedatangan, masuk ke imigrasi, dan yuhuuuuu backpacking kami pun dimulai!

Hal pertama yang kami lakukan ketika sampai di Singapura adalah mengaktifkan simcard dan paket data. Di bandara ada beberapa toko yang menawarkan simcard dengan berbagai pilihan paket data selama kita berada di Singapura. Harga yang ditawarkan mulai dari 15 SGD dengan paket data 15GB dan beberapa pilihan lainnya. Memang harga tersebut tergolong lebih pricey dibandingkan ketika kita membeli simcard di 7 eleven atau minimart lain di Singapura, tapi karena kami butuh ya lebih baik kami beli saja daripada harus nyari-nyari lagi. Sebenarnya yang beli simcard tersebut hanya oknum C karena gue sebelumnya sudah mengaktifkan paket data dengan simcard Indonesia beberapa jam sebelum keberangkatan.

Singkat cerita setelah membeli paket data, kami melanjutkan perjalanan malam itu menuju hostel yang telah kami booking melalui Traveloka (bukan iklan loh ya). Kami menuju stasiun MRT Changi yang kebetulan letaknya mudah ditemukan hanya dengan berjalan mengikuti penunjuk arah “Train to City” dari terminal 3. Kami memutuskan untuk membeli EZ-link card seharga 12 SGD dengan isi 7 SGD. Sebagai informasi untuk kalian yang mau jalan-jalan di Singapura beberapa hari dengan menggunakan MRT, kalian bisa membeli Singapore Tourist Pass (STP) atau EZ-link card ini di stasiun-stasiun MRT di Singapura. STP atau EZ-link card ini sama dengan e-money di Indonesia. Kedua kartu ini bisa digunakan untuk menaiki MRT dan bus selama di Singapura. Cara penggunaannya tinggal di-tap ke mesin sebelum kita memasuki stasiun dan memasuki bus.

Selanjutnya, berbekal dengan peta yang kami minta di loket MRT Changi dan googling (internet memudahkan perjalananmu), gue dan C segera menuju hostel yang terletak di kawasan Lavender. Nama hostel ini adalah Meadows Hostel yang terletak di 7A Hamilton Road. Kami menaiki MRT dari Changi pada jam 9.44 dan turun di stasiun MRT Tanah Merah. Dari stasiun MRT Tanah Merah kami melanjutkan perjalanan menggunakan rute MRT ke arah Joo Koon (line hijau) dan turun di stasiun MRT Lavender. Perjalanan menggunakan MRT di Singapura ini tergolong cepat, waktu menunggu MRT-nya pun tidak begitu lama dan sesuai dengan informasi.

Sesampainya di stasiun Lavender, gue dan C yang sebelumnya tidak tahu menahu tentang kota ini mencoba berjalan keluar stasiun dalam keadaan lelah, haus dan lapar. Di sekitar stasiun terlihat beberapa toko makanan dan MCD yang buka 24 jam. Sayangnya, setelah melihat poster Burger King seharga 5 SGD, kami mengurungkan diri untuk membeli makanan pada malam itu, karena gue dan C adalah backpacker yang hemat wkkwkk.

Awalnya gue dan C berjalan keluar stasiun MRT Lavender dan berjalan kearah kanan stasiun (atas petunjuk dari gue yang memang kalau lagi cape dan malam udah gak konsen kalau baca peta). Tapi ternyata jalan yang kita lewati semakin menjauh dari posisi hostel yang sebenarnya berjarak kurang lebih 400 meter dari stasiun. Gue dan C memutuskan untuk bertanya kepada orang yang lewat dijalan dan sebenarnya orang yang kami tanyapun kurang tau, dia hanya mengarahkan sesuai dengan peta yang kami tunjukan (waktu itu arahan dari aplikasi Waze, kami harus berjalan ke arah Sultan Road). Menyadari hal tersebut, gue dan C memilih berbalik arah dan berjalan menuju stasiun kembali, memilih jalan kearah kiri menuju Horne Road sesuai dengan yang google map arahkan. Letak stasiun MRT Lavender ini ternyata berada sangat dekat dengan V Hotel Lavender. Belakangan setelah satu malam disana, gue dan C sudah mulai ngeh bahwa dari hotel ini tinggal turun lift, sudah bisa sampai ke dalam stasiun MRT Lavender (tanpa harus jalan menuju eskalator). Disepanjang Horne Road, kami menjumpai bangunan-bangunan seperti pertokoan dan tempat makan seperti di kawasan Pasar Festival atau Setiabudi One di Jakarta, ya lebih gelap dikit lah ya, lebih sepi karena suda malam juga mungkin. Ini subjektif menurut gue doang sih. Disana terdapat beberapa restoran cepat saji dan minimart seperti 7 eleven, toko buah, perkantoran, florist, cafe, stadium, dan tempat parkir mobil yang luas banget terdiri dari beberapa tingkat. Gue dan C yang kehausan memustuskan untuk melipir ke 7 eleven untuk membeli air mineral dan beberapa cemilan. Oh iya oknum C juga membeli sikat gigi seharga 3 SGD yang menurut kami itu adalah sebuah pemborosan wkkwkk.

Bagian depan Meadows Hostel. Foto ini diambil ketika siang hari.

Bagian depan resepsionis Meadows Hostel.

Hiasan yang terletak dibagian dinding, dekat resepsionis.

Beberapa foto instax pengujung yang pernah menginap di Meadows hostel, ditempel sebagai hiasan dinding hostel.
Selanjutnya kami meneruskan perjalanan dan sampai di hostel sekitar jam 12 malam. Pada saat kami sampai, terlihat beberapa backpacker berbahasa mandarin yang baru sampai juga. Hostel ini rupanya berbentuk seperti bangunan tingkat yang memiliki beberapa lantai. Bagian resepsionisnya terletak di lantai 1. Kami harus menaiki tangga untuk mencapai resepsionis dan melakukan check-in. Pada saat check-in, kami diminta untuk memberikan deposit 10 SGD untuk selimut, handuk dan bantal yang nanti ketika check-out deposit tersebut akan dikembalikan. Setelah check-in, kami diarahkan menuju kamar yang berada selantai dengan resepsionis. Kondisi kamar waktu itu dalam keadaan lampu yang dimatikan karena memang sudah jamnya untuk tidur. Dibagian tengah terdapat sekumpulan koper dan tas-tas para backpacker yang sudah lebih dulu tiba. Selanjutnya gue dan C memasukan tas kami kedalam laci yang tersedia disetiap bagian bawah pod. Hostel yang kami pilih ini menyediakan tempat tidur berbentuk pod dormitory. Kami sengaja memilih hostel yang kasurnya berbentuk pod untuk menjaga privasi dan perasaaan lebih aman, mengingat kamar yang kami dapatkan adalah untuk yang mix dormitory. Ini adalah kali pertama gue dan C menginap di hostel yang berbentuk pod. Satu pod ini bisa ditempati maksimal oleh dua orang saja. Di Meadows Hostel ini juga tersedia pod yang khusus untuk satu orang (single pod) serta kamar yang untuk keluarga dengan bentuk pod juga tentunya. Setiap pod ini memiliki kasur, lampu, colokan, dan gantungan handuk didalamnya. Setiap pod bisa ditutup dengan gorden yang terdapat dibagian depannya. Nah, gue dan C mendapatkan pod bernomor 1 dan ternyata letaknya ada diatas pod nomor 2. Alhasil gue dan C harus memanjat tangga dikeheningan malam kamar waktu itu. Belum lagi suara laci kami yang susah ditarik sempat mengusik backpacker lainnya yang tidur dan podnya ada diatas laci kami wkkwkk. Setelah berhasil memasuki pod nomor 1, gue dan C langsung bergegas untuk tidur dan mengisi baterai gadget kami selama tidur. Informasi lagi untuk kalian yang pergi keluar Indonesia, ada baiknya membawa colokan universal yang bisa diganti-ganti kakinya, misalnya ketika ke Singapura, umumnya colokan disini bentuknya kaki tiga. Selain bawa colokan universal gue juga membawa kabel stopkontak, biar ngecharge gadgetnya bisa sekalian banyak.

Bersambung.

Meadows Hostel Singapore
Alamat: 7 Hamilton Rd, Singapore 209178
Telp: +65 6298 1323
Tarif: lihat Traveloka, Agoda, Pegipegi, Tripadvisor, Booking.com dan website-website sejenisnya.

Snapshoted by Dina H.
Fujifilm XA-1
Fujifilm X-70

No comments:

Post a Comment