Bersyukur 21 tahun yang lalu saya telah dilahirkan oleh seorang ibu yang menurut saya sangat luar biasa. Saya tahu bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik dan kamu adalah ibu terbaik yang saya miliki.
Tulisan ini saya buat untuk mama, tidak banyak yang bisa saya ungkapkan, tapi inilah sebagian dari perasaan yang saya rasakan sejak kecil hingga saat ini, karena memiliki seorang ibu seperti mama.
Selamat hari ibu mama :)
Mama, tanpamu aku takkan pernah ada. Mungkin aku tidak pernah meminta kepada Tuhan untuk dilahirkan dari rahimmu, tapi Tuhan sungguh teramat baik, Dia memilih aku untuk terlahir sebagai anak perempuanmu. Aku sangat bangga dan bahagia memiliki seorang ibu sepertimu.
Mama, tidak akan pernah hilang dalam setiap memoriku. Sejak kecil aku selalu bersama denganmu kemanapun dan dimanapun kamu selalu mengawasiku. Aku ingat mama, sewaktu aku berusia 3 atau 4 tahun, aku yang pemalu ini selalu berlindung dibelakangmu ketika bertemu dengan orang-orang yang baru kukenal. Sekarang aku sudah dewasa mama, aku tidak lagi bersembunyi dibelakangmu ketika bertemu orang baru. Meskipun sekarang kita terpisah oleh jarak, tapi aku yakin kita tetap selalu bersama, disini, didalam hati kita masing-masing. Dan aku pasti akan kembali mama. Jangan pernah lelah untuk menunggu anakmu ini mama. Aku tahu menunggu itu membosankan, tapi pasti akan tiba waktu itu, waktu dimana kita bisa bersama, menghabiskan waktu bersama. Mama, dirimu akan selalu ada disetiap langkahku, kemanapun aku pergi dan dimanapun aku berada. Memori tentang apa saja yang telah kita lalui dalam kehidupan ini, aku yakin akan selalu terekam dalam ingatan dan hati ini.
Mama, kamu mandiri dan pemberani layaknya seorang pahlawan buatku. Berbagai cerita hidup telah mama buat dan dari situ aku tahu mama adalah orang yang mandiri, tidak bergantung pada sesuatu. Selagi mama bisa, mama akan lakukan itu sebaik mungkin. Keberanianmu tidak usah diragukan lagi, seperti pahlawan, dari awal kamu sudah berjuang dengan segenap jiwa dan ragamu untuk melahirkan aku ke dunia. Sungguh mama wanita hebat, bagiku. Mama, terkadang aku malu denganmu, aku merasa kurang percaya diri dan pemberani pada suatu waktu tertentu, beda denganmu yang menurutku lebih berani dan percaya diri, misalnya ketika berada di muka umum, ketika mengungkapkan pendapat, dan masih banyak hal lagi. Tapi mama, aku tahu darimana hobi traveling sendiriku itu berasal. Ya, dari mama. Mama pernah bercerita bahwa sejak remaja mama juga suka jalan-jalan, sendiri atau bersama teman-teman. Mama tidak takut untuk berjalan sendiri ke tempat yang ia ingin datangi. Kata mama, selagi kita masih punya mulut, bisa berbicara dan bertanya, kita tidak akan tersesat. Mungkin ini salah satu hal darimu yang menurun padaku mama, aku yang suka jalan-jalan sendiri, mencari tahu apa yang ingin aku tahu dan mendatangi tempat yang ingin aku datangi. Aku tahu, mama selalu cemas ketika aku sendiri disuatu tempat atau pergi ke suatu tempat, itulah sebabnya mama sering menyarankan untuk pergi bersama teman saja daripada sendirian. Tapi aku tetaplah anakmu yang bandel ma, aku tetap saja pergi sendiri ke tempat dimana aku ingin pergi. Setidaknya dari hal itu, aku bisa belajar untuk lebih berani bertemu dengan orang baru dan memulai sesuatu yang baru.
Mamaku pintar. Ya, ini bagiku. Mama, aku selalu mengamatimu. Mama suka sekali membaca dan menonton berita di tv. Mama bilang, kebiasaan itu sudah ia miliki sejak ia masih muda. Banyak hal yang bisa ia dapat dari membaca dan menonton tv. Tidak heran mama, darimu aku mendapat banyak pengetahuan dan informasi bagus dan menarik. Mama, dirimu sebenarnya seperti google, nyahaha. Beberapa hal yang aku belum tahu dan mungkin bisa aku dapat dari membacanya di buku atau di internet, mama sudah tahu lebih dulu. Mama bilang banyak sekali yang bisa mama dapat dari melakukan hal-hal itu. Mama lebih mudah bergaul dengan orang lain, kalau dibandingkan dengan aku, aku mungkin lebih kuper dari mama ketika seusiaku. Entah kenapa. Mama juga orang yang kreatif dan imajinatif, banyak hal-hal atau ide-ide yang biasa dia dapat dan dia contohkan di kehidupan. Beda dengan aku yang kurang kreatif dan mikirnya lama, nyahaha. Mungkin karena hobi mama tadi, yang suka membaca dan menonton tv. Mama suka semua berita sepertinya, kadang mama bahkan terasa seperti pengamat politik, kesehatan,fashion, lingkungan, dan olahraga. Senang jika sudah berbicara banyak hal dengannya, rasanya dia lebih update tentang berbagai info daripada aku sendiri. Seperti kemarin pada sat pelantikan menteri baru, mama bahkan membela-belakan untuk mencatat nama-nama menteri ketika diumumkan di tv. Lucu memang bagiku, tapi kata mama, itu salah satu cara yang ia lakukan untuk pengetahuannya, supaya dia tahu dan tidak ketinggalan informasi. Pokoknya apa yang ia rasa perlu dicatat, akan dicatat olehnya. Mama juga suka nonton bola. Senang sekali rasanya punya mama yang ikut-ikutan euphoria ketika menonton bola. Masih sama, mama kadang mencatat nama-nama pemain yang ada, baik dalam kertas maupun dalam ingatannya. Kadang mama juga memberitahuku ketika ada jadwal pertandingan bola (bahkan dia lebih tau info jadwalnya daripada aku nyahaha). Tapi kadang ketika pertandingan sampai larut malam, mama tidur duluan dan aku yang melanjutkan nonton sampai selesai, meskipun terkadang dia juga menyuruhku untuk segera tidur, jangan nonton lagi.
Mama, kamu adalah dokter pribadiku. Mungkin karena pengalaman hidupmu, hobimu, dan naluri keibuanmu. Kamu selalu tahu apa yang harus dilakukan ketika aku sakit. Meskipun pada kenyataannya profesi mama bukan dokter, tapi mama itu ibarat first aid kitnya aku. Seperti sekarang, ketika sakit, orang pertama yang aku hubungi adalah mama dan orang pertama yang mencemaskanku, tetaplah mama. Mama memberikan saran obat atau suplemen apa yang harus aku minum. Mama selalu mengingatkan untuk hidup sehat, jangan tidur telat, cukup istirahat, jangan makan sembarangan dan masih banyak hal-hal positif lainnya. Oh iya, mamaku suka olahraga, suka senam dan olahraga kecil lainnya di rumah.
Mama, aku ingat ketika kecil, aku sering sekali sakit. Setiap mendekati hari ulang tahunku, aku selalu sakit. Mama dengan penuh perhatian merawat aku yang manja ini. Memberikan puyer-puyer dari dokter, membuat bubur yang enak, member kompres ketika aku demam, memijatku, merawatku hingga sembuh. Sekarang, ketika aku jauh dari mama dan merasa sakit, mama langsung menelp dan member tahu apa saja yang harus aku lakukan, dari suara mama aku tahu mama ingin ada bersamaku saat aku sakit. Betapa perhatiannya dirimu mama. Aku sayang mama.
Mama, you’re my fashion stylist. Senang sekali mempunyai mama yang punya selera fashion cukup bagus, menurutku (setidaknya mama wajar-wajar saja lah penampilannya, tidak aneh dan nyeleneh). Apa yang dipilihkan mama untukku, pasti semua orang menyukainya. Mungkin karena hobi mama yang suka mencari informasi dan pengetahuan, terutama soal fashion. Mama menyukai sesuatu yang unik, berbeda, simple dan tidak pasaran. Terkadang aku suka sekali dipilihkan pakaian oleh mama dan meminta pendapat mama untuk membeli pakaian tertentu. Mama, tahukah mama aku sangat mengagumi mama, aku bahkan merasa out of style dibandingkan mama. Mama diusiaku sekarang mungkin lebih gaya dan keren fashionnya daripada aku yang sekarang, ya aku bisa membayangkannya mama. Kadang aku merasa penampilanku tidak lebih baik ketika mama yang mengatur nyahaha. Mama, aku ingat ketika aku mengenakan busana yang aneh dan nyeleneh atau tidak sesuai, mama tidak langsung mengkritikku, tapi ketika sudah pulang dari kegiatanku, mama baru berucap dan benar ternyata ada yang salah pada pemilihan busanaku. Kadang aku malu padamu mama, kenapa aku tidak seperti dirimu, kadang aku terlalu cuek kadang aku perfeksionis, kadang tidak sesuai dengan acaranya nyahaha. Mamaku bisa membuat pola baju (mendesain sendiri) dan menjahit, tapi mama tidak bisa memotong kainnya (sepertinya). Sewaktu kecil, aku terbiasa dibuatkan baju dari model yang ia pilihkan. Aku juga pernah diajari untuk menggambar pola baju untuk Barbie dan menjahitnya menggunakan mesin jahit. Mama, aku tahu mama selalu geleng-geleng kepala ketika sekarang aku suka sekali membeli pakaian dan sepatu sesuai dengan keinginanku, bukan sesuai dengan kebutuhank, tidak heran lemariku selalu penuh dengan pakaian yang kurang terpakai dan sepatu yang lama tidak digunakan. Tapi mama, aku sungguh merasa bahwa diriku tomboy atau tomboy wanna be? Wkk, aku tidak suka make up mama, mama pun begitu mama tidak suka make up yang menor atau berlebihan, mama suka yang simple dan sesuai dengan eventnya. Tahukah mama? Ketika ada event dan aku harus menyewa jasa make up untuk acara-acara tertentu, sungguh aku merasa tidak nyaman, mama sepertinya tahu dan kalau memang tidak sesuai mamapun hanya bisa pasrah karena bukan mama yang melakukannya. Mama selalu menekankan kerapian dalam berbusana dan kebersihan. Mama, aku bersyukur punya ibu seperti mama.
Mama tidak pernah pilih kasih. Mama, bukannya aku melebih-lebihkan, tapi memang pada kenyataannya begitu. Mama, aku tidak tahu mengapa, tapi sepertinya mama memang tidak pernah membeda-bedakan orang. Aku sangat senang sekali mama, aku merasa mama memberikan kasih sayang kepada siapa saja. Misalnya saja ketika ada sepupu yang main ke rumah kita atau ketika sedang bersama sepupu-sepupu, mama tidak pernah membedakan perlakuan mama padaku ataupun pada mereka. Jika aku diberikan A, mama juga memberikan mereka A. Aku melihat, mama menyayangi mereka seperti menyayangiku. Mungkin tidak begitu berarti bagi mereka, tapi bagiku, senang sekali dapat merasakan itu pada sosok mama. Ketika satu hal kurang baik terjadi pada mereka, mama juga ikut merasakan atau mencemaskan mereka. Ketika mereka bahagia, mama ikut bahagia. Mama, terima kasih secara tidak langsung mengajariku untuk selalu berbuat baik pada semua orang tanpa membeda-bedakan.
Mama, kamulah guru terbaik yang aku miliki. Mama adalah orang pertama yang mengajariku untuk berbicara, menulis, membaca dan berhitung. Aku mungkin tidak mengingat kapan aku pertama kali bisa mengucapkan kata “mama”, tapi aku yakin bahwa mama lah yang mengajariku untuk mengucapkan kata itu dan mengajariku untuk berbicara. Aku ingat, di usiaku yang belum genap 4 tahun, setiap pagi ketika mama ingin melakukan aktivitas sebagai ibu rumah tangga seperti mencuci dan memasak, mama mengajarkan aku untuk belajar menulis dan mengenal huruf. Aku dibelikan alat tulis untuk belajar menuliskan huruf-huruf dan belajar untuk mengejanya. Aku ingat, tidak jauh dari tempat mama mencuci atau memasak, ketika aku sedang mengeja kata demi kata seperti, “B-O = BO, B-O = BO, BOBO” atau “D-I = DI, N-A = NA, DINA” mama selalu mengiringi dan menyambung kata-kataku dari tempat mama berada. Tidak jarang aku berteriak dan bertanya, “kalau ini ditambah ini apa ma? Kalau ini bertemu ini apa ma?” dan mama selalu memberitahu dan menjawabnya dengan lembut, penuh kasih sayang. Mama juga selalu membelikan aku majalah anak-anak seperti Donald Bebek dan Bobo. Mama membacakannya untukku dan mengajariku membaca. Dengan sabar mama mengajariku, aku yang baru sebentar hadir merasakan dunia pada waktu itu. Masih teringat dalam ingatanku setiap senyuman dan ekspresi tulus darimu saat itu. Mamaku jago dalam hal menggambar. Itu yang aku rasakan, mama selalu menggambarkan aku berbagai macam gambar, mulai dari bunga, hewan, pemandangan, orang dan gambar-gambar lain. Tidak lupa, mama juga mengajariku menggambar dan mewarnai.
Mama, aku ingat ketika usiaku 4 tahun, aku mulai meminta untuk sekolah pada mama dan mama memasukkan aku ke sebuah TK untuk mulai belajar secara formal. Ketika di rumah, mama selalu lebih dulu mengajariku lewat buku pelajaran yang aku punya sebelum besoknya di sekolah aku belajar pelajaran itu sehingga ketika di sekolah aku sudah mendapat gambaran apa yang harus aku lakukan. Ketika ada pekerjaan rumah dari guru di sekolah, mama selalu memintaku untuk mengerjakannya sendiri dan mama membantu memberitahu cara mengerjakannya, membimbingku untuk mengerjakannya. Mama, aku ingat satu kejadian, dulu aku mengeja kata garpu dengan kata gerpu dan pada saat ulangan menuliskan nama-nama alat makan, aku menuliskannya gerpu. Ketika hasilnya keluar, aku ingat, aku bertanya pada mama, bukannya itu gerpu ma? Mama tertawa dan membenarkan bahwa bukan gerpu tapi garpu. Mulai saat itu barulah aku mengucapkan garpu dengan benar. Nyahaha.
Mama, aku ingat, kamu selalu mengantar aku ke sekolah dan menunggu hingga waktunya pulang. Ketika istirahat, mama sudah siap dengan bekal yang mama buatkan di rumah atau dengan kue-kue yang mama beli di pasar untuk mengisi perut kecilku yang lapar. Oh, iya aku paling suka ketika mama membuatkan bekal dengan lauk cumi atau udang nyahaha. Mungkin itu sebabnya aku sangat menyukai seafood hingga saat ini ya ma, nyahaha. Mama, aku ingat, bahkan ketika aku mulai memasuki sekolah dasar, mama selalu saja mengajariku satu pelajaran sehari lebih dulu sebelum jadwal pelajaran itu. Selagi mama masih bisa dan mengerti, mama pasti mengajariku cara mengerjakannya.
Mama, banyak sekali yang telah kamu ajarkan padaku hingga saat ini. Kini aku telah dewasa dan mulai belajar tentang kehidupan yang sebenarnya. mama kadang bercerita tentang pengalaman-pengalaman yang telah ia lewati sepanjang hidup ini. Mama selalu memberikan nasehat dan motivasi agar aku menjadi lebih baik lagi, untuk diriku dan untuk kehidupanku.
Mama, kamulah orang yang tidak pernah berhenti menyayangiku. Dalam keadaan apapun, mama selalu memberikan kasih sayangnya padaku. Sejak kecil hingga aku yang sudah dewasa seperti sekarang. Banyak hal yang sudah aku lalui hingga usiaku sekarang mama, dan aku bisa menyadarinya bahwa tidak ada kasih dan cinta yang paling tulus dari siapun kecuali itu darimu. Maafkan aku mama. Aku mungkin pernah lupa denganmu ketika sedang asik merasakan dunia yang baru aku jalani, tapi aku tahu, mama tidak pernah sedetikpun melupakan aku anaknya. Ketika sudah dewasa, kadang aku berselisih paham dengan mama dan marah pada mama, tapi mama tetaplah mama yang selalu menyayangiku apa adanya. Mama mengerti di usiaku yang sekarang, memang usia yang penuh dengan ambisi dan ego sendiri. Mama, disaat aku mulai mengenal cinta dari orang lain, aku pernah menyamakannya dengan cinta yang kamu berikan padaku, tapi ketika cinta itu pergi meninggalkanku, cintamu lah yang menguatkan aku dan menyadarkan aku. Ketika cinta itu pergi mama, aku merasa sangat sedih dan kehilangan. Mama, aku berpikir, dengan cinta dari orang lain yang pergi saja, aku sudah sangat kehilangan, bagaimana jika itu kamu? Aku sungguh tidak bisa membayangkan, akan seperti apa aku. Aku sangat menyayangi mama, meskipun aku tahu mama lebih menyayangi aku. Aku tidak akan pernah ingin berpisah dengan mama. Mama yang selalu meyayangi aku sepenuh hatinya. Mama, sungguh aku tidak ingin mengecewakanmu. Aku ingin selalu membuatmu bahagia, sama halnya denganmu yang selalu ingin memberikan aku kebahagiaan. Orang lain mungkin bisa menyayangiku seperti mama, tapi apakah sama halnya dengan kasih sayangmu yang takkan pernah lekang oleh waktu? Untuk setiap hal yang mama lakukan, aku tahu dibalik semua itu terdapat kasih sayang yang tulus darimu mama. Mama, kasih sayangmu tidak pernah kadaluarsa.
Mama, benar kalau kata orang bahwa ibu adalah seorang malaikat. Aku bersyukur, sepanjang hidupku, aku merasa mama tidak pernah memarahiku. Bagiku, kalaupun itu terkesan seperti memarahi, mama sebenarnya tidak pernah ingin memarahi, mama hanya menegur, karena memang aku mungkin salah. Itu hanya salah satu bentuk sayang mama yang lain karena takut aku melakukan sesuatu yang akibatnya tidak baik bagi diriku. Mama, aku memang anak yang pemarah dan pemberontak, kadang tidak mau mendengarkan nasihat mama, padahal jelas-jelas mama lebih tahu dan berpengalaman dalam hidup. Kita mungkin berselisih paham atau berdebat, tapi mama akan kembali dengan senyumannya. Mama baik sekali. Mama, aku ingat, waktu kecil mama tidak pernah sama sekali memarahi dan membentakku jika aku salah, mama malah selalu bilang kalau aku pintar, nyahaha. Mama tidak pernah kasar denganku. Mama, tidak jarang aku melihat sosok ibu diluar sana yang padahal anaknya masih kecil, tapi ketika salah atau tidak sesuai dengan ibunya, maka ibunya akan memarahi, membentak, atau mencubit anaknya. Sedih kadang melihatnya. Tapi Alhamdulillah, aku tidak pernah merasakan itu dari ibuku. Terima kasih mama. Mama, aku ingat waktu aku di sekolah dasar dan mendapat nilai yang kurang bagus, pernah sekali mama menegurku, kenapa bisa mendapatkan nilai seperti itu dan setelah itu aku diam dan sedih, merasa bahwa mama kecewa dan marah, karena memang mama jarang sekali menegurku. Kemudian mama mungkin sadar bahwa aku sedih telah ditegur, lalu mama kembali berucap kepadaku untuk memperbaiki nilai tersebut dan jangan sampai mendapatkan nilai seperti itu lagi, mama menyemangatiku untuk bisa lebih baik lagi. Sejak saat itu, ketika aku mendapatkan nilai yang kurang bagus (lagi) mama selalu memberikan kata-kata penyemangat untuk belajar dan banyak memotivasiku. Mama, aku bingung dan tidak tahu dengan apa aku bisa membalas kebaikanmu dan ketulusanmu. Setiap hal yang terjadi, kamu selalu mengingatku. Kamu selalu memberikan aku semua yang terbaik yang bisa kamu berikan. Kamu memberikan semua kebutuhanku dan tidak jarang memberikan semua keinginanku selagi kamu bisa memberinya. Bahkan tanpa aku meminta. Mama, aku bingung, sesungguhnya siapakah dirimu? Kenapa ada orang teramat baik seperti dirimu dalam kehidupan ini? Kenapa ada orang yang rela berkorban sepertimu mama? Jika ada ungkapan malaikat tak bersayap, maka itu mungkin ditujukan untukmu mama, bahkan ketika harus memilih malaikat atau dirimu, tetap dirimu yang jadi juaranya mama.
Mama, seseorang yang selalu setia, menungguku. Mama, sekarang aku sudah bukan anak kecil lagi, aku sudah dewasa, tapi sampai kapanpun aku tahu aku tetaplah anak kecil bagimu. Aku sudah 21 tahun mama. Terima kasih sudah membesarkan aku dengan segenap kasih sayangmu.
Mama, sekarang mungkin kita terpisah oleh jarak karena pilihanku untuk sekolah di suatu tempat, jauh dari rumah kita. Aku tahu, sangat berat bagi mama untuk melepaskan aku pergi untuk belajar disini. Orang mungkin bebas untuk berpendapat, kenapa mama bisa berpisah jauh dari aku atau kenapa membiarkan aku pergi, tapi aku tahu mama mengerti aku dan percaya aku. Mama selalu ingin memenuhi keinginaku, maka dari itu mama memperbolehkan aku untuk pergi sekolah disini. Aku pun tahu mama, tak pernah sedikitpun kamu ingin berjauhan denganku. Sama halnya dengan aku yang sebenarnya tidak sanggup untuk berjauhan denganmu. Kadang aku merasa sepi sendiri mama, sama seperti mama disana yang lebih sering sendiri di rumah. Mama, aku percaya bahwa mamapun percaya dengan aku. aku akan bertanggung jawab dengan semua pilihan dan keputusanku. Aku ingin membahagiakan mama dan membuat mama bangga. Terima kasih untuk setiap doa yang kamu buat untukku mama.
Mama, kita tahu bahwa aku baru saja melewati satu fase kehidupan yang lebih dewasa. Sebentar lagi, aku akan memulai fase yang baru lagi mama, ya bekerja. Terima kasih untuk setiap restu yang kamu berikan. Mama, tahukah kamu? Sungguh banyak sekali yang menjadi pikiranku saat ini. Ketika lulus dan akan diterima untuk bekerja disini, aku selalu memikirkan kita. Semula awalnya aku hanya ingin melanjutkan sekolah disini dan tidak menyangka akan beruntung bila bisa bekerja disini. Mama, aku tahu mama sangat senang ketika aku mendapatkan apa yang sudah aku usahakan. Tapi mama, teringat ketika waktu itu aku mengirimimu sebuah pesan teks bahwa Alhamdulillah aku lulus dan senang sekali. Mama berkata bahwa mama juga sangat senang, penuh suka cita apabila semua yang aku usahakan bisa tercapai. Waktu itu prioritasku adalah untuk bisa mendapatkan pekerjaan terbaik dengan usahaku sendiri. Tapi mama juga bilang bahwa ia senang sekaligus sedih karena mungkin kembali harus terpisah jauh dariku. Setelah hampir 3 tahun berjauhan, meskipun aku pulang ke rumah ketika libur atau mama datang kesini ketika ada waktu, kami tetaplah kami, yang tidak bisa berjauhan. Mama, sungguh aku galau jika mengingatnya. Aku sedih mama, aku ingin berada dekat dengan mama. Aku sadar sejauh apapun aku melangkah, menjalani dunia ini, kemanapun aku pergi, tetap pada akhirnya aku harus kembali ke rumah, aku ingin bersama mama, menghabiskan waktu dengan mama.
Aku harap semuanya akan mudah dijalani. Atas setiap pilihan yang dibuat, memang terkadang harus ada yang dikorbankan, tapi aku tidak mau dibilang mengorbankan kebersamaan kita demi sebuah cita-cita. Mama, aku yakin Tuhan memberikan yang terbaik untuk kita. Terima kasih untuk setiap dukungan mama atas cita-cita dan keinginanku. Aku percaya mama yakin bahwa aku dan kita mampu menjalaninya. Mama, tunggu aku. aku akan kembali ke rumah, secepat mungkin, berkumpul dengan mama.
Mama adalah Tuhan yang nyata bagiku. Terima kasih mama atas semua yang telah kamu berikan padaku, aku tahu sebesar apapun yang dapat aku lakukan dan berikan, semuanya takkan mampu untuk membalas kebaikanmu, jasamu, pemberianmu dan pengorbananmu. Aku tidak ingin membuat mama sedih. Aku tidak ingin mengecewakan mama. Aku ingin melihat mama bahagia. Mama pernah bilang, bahwa kebahagiaan mama itu adalah aku. Aku sangat terharu mama. Menjadi kebahagiaan dari seseorang adalah suatu berkah dan hal yang paling mebahagiakan aku pula apabila akulah alasanmu untuk berbahagia. Mama, kamu selalu ada bersamaku, saat aku dalam keadaan apapun, mama tidak pernah meninggalkanku, bahkan saat berjauhanpun, mama seperti alarm yang setiap hari membangunkan dan mengingatkan aku berbagai macam hal. Mama, keberadaanmu tidak pernah terabaikan, kamu selalu ada, bersamaku, disini, didalam pikiran dan hatiku, karena mama, kamulah Tuhan yang nyata buatku.
*********
Mama, aku ingin menjadi sepertimu. Kelak, suatu hari nanti, aku pun akan merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu. Aku ingin menjadi ibu yang terbaik bagi anak-anakku nanti mama. Aku percaya aku bisa. Aku ingin anak-anakku nanti bisa merasakan cintaku sama seperti mama yang membuatku merasakan betapa besarnya cinta dan kasih sayang mama.
No comments:
Post a Comment