Beberapa waktu yang lalu menjelang hari ulang tahun, gue pernah membuat satu target yang harus gue lakuin sebelum gue memasuki usia 20 tahun. Kenapa gue mempunyai pikiran untuk membuat target tersebut? Karena gue ngerasa ada sesuatu yang harus gue lakuin, sebuah pencapaian dalam perjalanan hidup gue yang mungkin suatu saat nanti (ketika gue tua) gue akan kembali mengingat masa itu, sesuatu yang bisa ngebuat gue bangga atau paling enggak, gue udah pernah ngelakuin hal itu disaat gue masih berumur belasan tahun, fase dimana masa remaja gue akan kadaluarsa.
Target yang udah gue rencanain itu adalah melakukan perjalanan seorang diri ke suatu tempat di salah satu pojok dunia yang katanya luas, tapi sempit ini = independent bacpacking before two-headed. Kenapa gue kepikiran untuk bacpacking? Simple aja, gue ngerasa inilah yang menarik buat gue lakuin saat ini, pergi jalan-jalan, berkelana seorang diri, bertemu orang baru, tersesat, mengambil foto, melihat keindahan dunia.
Well, target udah gue niatin banget, terus gue mulai membuat rencana kemana gue akan backpacking? Banyak banget pilihannya, mulai dari Bali, Lombok, Jogja, Malang, hingga akhirnya pilihan gue jatuh pada kota Bandung. Kenapa Bandung? Karena pada saat itu gue gak punya cukup waktu untuk liburan, berhubung jadwal kuliah gue yang gemuk dan jadwal magang gue yang gak bisa dikesampingkan, maka Bandung adalah kota yang paling tepat buat gue ngelakuin misi gue. Trus, pada saat itu juga si blacky alias laptop gue tiba-tiba mati dan gak bisa nyala, alhasil gue harus ngeluarin uang *dadakan* buat service si blacky. Dengan memutuskan untuk backpacking ke Bandung, gue gak harus menghabiskan waktu yang lama buat bisa sampai disana dan budgetnya pun bisa gue irit.
Kemana gue harus bacpacking dan berapa budgetnya udah ditentuin, terus gue lanjut buat searching-searching gimana caranya kalo mau backpacking ke Bandung, transportasi apa yang bakal gue pilih, dimana gue menginap dan tempat-tempat apa aja yang harus gue datengin. Tiap hari, hampir gue gunain waktu senggang gue buat browsing untuk beackpacking. Hingga satu minggu sebelum tanggal keberangkatan yang udah gue tentuin, gue pun memutuskan untuk pergi ke Bandung menggunakan kereta api ekonomi, biar lebih terasa suasana backpackingnya, sekalian menghemat ongkos transportasi gue juga sih haha.
Hari Minggu (19/05/13) gue pergi ke Stasiun Kota buat nyoba beli tiket kereta api ekonomi. Pas gue nyampe disana, ternyata antrian buat KA ekonomi ke Jawa itu penuh banget. Oh ya, sebelum memutuskan buat naik KA ekonomi jawa ini, gue udah googling kereta ekonomi apa yang bisa mengantarkan gue ke Bandung selain dengan KA bisnis/eksekutif Argo Parahyangan yang harganya lebih mahal, dan kereta tersebut adalah KA ekonomi Serayu Pagi jurusan Jakarta Kota - Kroya. Di stasiun, gue mengisi form keberangkatan yang nanti akan kita serahkan ke loket untuk membeli tiket kereta. Setelah mengisi form, gue mencoba mengikuti antrian yang *memang* udah panjang dan gak teratur, tapi karena gue udah males saking lamanya, gue akhirnya gak jadi beli tiket di stasiun pada hari itu dan memilih untuk pulang, lalu kembali kesana besoknya, yang penting waktu itu gue udah agak ngerti gimana caranya buat beli tiket kereta dan form udah gue isi. (maklum, inikan pengalamn pertama gue beli tiket kereta, haha) Keesokan harinya, gue kembali mendatangi stasiun dan akhirnya mendapatkan tiket kereta jurusan Jakarta Kota - Kroya pada tanggal 24 Mei 2013 pagi.
Hari Sabtu (24/05/13) akhirnya tiba juga waktunya buat gue ngewujudin mimpi gue sebelum usia gue 20 tahun. Seneng banget rasanya, gue berangkat pagi naik transjakarta ke Stasiun Kota. Kereta api yang bakal mengantarkan gue ke Bandung ini akan berangkat pukul 08.25 pagi. Sesampainya di Stasiun Kota, gue langsung menuju petugas penjaga dan pengecek tiket kereta, waktu itu gue diminta menunjukkan tiket dan KTP. Setelah bertanya dan diberitahu gerbongnya yang mana, gue berjalan menuju peron dan langsung menaiki gerbong 4 karena waktu juga udah nunjukkin kalo sebentar lagi kereta akan berangkat.
Pas masuk kedalam kereta, susana dalam kereta pada saat itu gak terlalu ramai, saat gue masuk, gue berjumpa dengan ibu-ibu bersama anaknya yang duduknya di depan pintu gerbong dan selanjutnya gue melanjutkan ke tempat duduk gue. Sembari menunggu kereta, satu persatu penumpang yang lain mulai berdatangan dan yang duduk satu bagian sama gue itu semuanya laki-laki -_-" ada bapak-bapak ada juga yang mudaan dikit, tapi untungnya kereta gak penuh, jadi tempat duduknya gak desak-desakan dan longgar banget lah. Gue juga berkenalan dengan seorang bapak yang duduk disamping gue, dia orang Tasikmalaya dan pada waktu itu ingin pulang kesana. Gue juga ditanya darimana, mau kemana, blablabla gue jawab seadanya. Setelah omongan tadi, kereta akhirnya jalan dan kesan pertama gue ketika itu adalah wow! alhamdulillah, ternyata gue bisa juga ngelakuin target gue sebelum umur 20 ini, backpacking sendiri yeah!
Kereta mulai berjalan, perlahan tapi terus bergerak meninggalkan stasiun. Disepanjang jalan, banyak pemandangan yang gue saksikan, mulai dari kumuh dan semrawutnya kawasan pinggiran rel kereta api di Jakarta, yang menurut gue amat sangat memprihatinkan. Disana gue melihat kehidupan orang-orang yang tinggal di pinggiran rel kereta, disana mereka membuat rumah gubuk yang terbuat dari kayu atau kardus, mereka melakukan kehidupan sehari-hari seperti mencuci baju dan menjemur pakaian mereka di antara sela-sela rel kereta, disana mereka tidur. Gue juga melihat kandang ayam yang jadi satu dengan rumah mereka, gue gak bisa ngebayangin aja, gimana cara mereka membersihkan diri dan lain-lain sementara keadaan sekitar mereka itu menurut gue jauh dari steril. Sungguh memprihatinkan, apakah pemerintah sudah concern terhadap hal-hal seperti ini atau tidak, gue kurang mengerti, tapi gue cuman bisa berdoa, semoga keadaan seperti ini akan berubah dan menjadi lebih baik lagi nanti. Disini gue sadar akan timpangnya kota ini, disatu sisi ada banyak bangunan dan kawasan elit yang semakin marak didirikan di kota, di sisi lain ada juga kawasan kumuh yang gak terlalu tersentuh oleh sebagian orang, suatu kesenjangan yang nyata.
Selain melihat pemadangan kumuh kota Jakarta, gue juga melihat pemandangan yang begitu indah ketika gue mulai keluar dari Jakarta dan memasuki kawasan Jawa Barat. Hijaunya alam Indonesia, yang masih belum tersentuh oleh modernisasi, bukit, lembah, pohon dedaunan bersama gerimis hujan yang membasahi perjalanan gue pagi itu. Amboi nian! haha. Sesekali gue melihat rumah-rumah warga, pedesaan, sawah, pokonya natural banget! Sesuatu yang jarang lo lihat atau bahkan gak akan kalian lihat di Jakarta, sesuatu yang menenagkan dan rasanya seneng aja.
Selanjutnya, pemberhentian pertama kereta api ini adalah di stasiun Purwakarta, disana kereta berhenti untuk menurunkan penumpang dan menaikkan penumpang, beberapa pedagang asongan memanfaatkan kesempatan ini untuk berjualan kepada penumpang, ada yang berjualan kacang-kacangan, permen, popmie, hingga minuman. Kereta api Serayu Pagi ini memang tujuan akhirnya adalah Kroya (yang gue juga gak tahu itu dimana), tapi untuk sampai ke Bandung gue cukup turun di stasiun Bandung Kiaracondong, satu stasiun setelah stasiun Purwakarta. Beberapa menit kemudian, setelah waktu menunjukkan hampir jam 12, gue sudah memasuki kawasan Bandung. Kereta berjalan berkelok-kelok dengan pemadangan hutan dan sesekali gue melihat jalan yang menghubungkan Jakrta-Bandung dari dalam kereta. Lalu, gue melewati stasiun utama kota Bandung, memasuki kawasan Bandung dengan pemukiman di dekat stasiun Kiaracondong dan akhirnya jam 12 lewat gue sampai di stasiun Kiaracondong. Yeah Bandung, gue datang dan inilah gue dengan niat yang kuat *dalam hati gue bersorak kegirangan*
Sesampainya di Stasiun Kiaracondong, gue langsung menuju loket pembelian tiket lagi, untuk melanjutkan perjalan naik kereta api lokal Bandung menuju stasiun Kota Bandung yang tadi gue lewatin. Kenapa? Karena setelah melihat situasi dan kawasan stasiun Kiaracondong, gue mengurungkan niat buat nyari penginapan di kawasan Kiaracondong. Berhubung KA Serayu Pagi ini tidak menurunkan penumpang di Stasiun Bandung, jadi gue harus berbalik arah lagi. Kereta api lokal yang gue naiki adalah jurusan Kiaracondong - Padalarang seharga seribu rupiah. Murah bukan? Informasi ini sebelumnya udah gue dapat dari googling gue dan gue catet dalam buku saku gue hehe (jaga-jaga siapa tahu terjadi perubahan rencana, dan ternyata emang bener).
Menunggu hampir sejam, akhirnya keretanya datang dan wow banget, diluar bayangan gue, keretanya beda banget ama yang gue naikin, penuhnya minta ampun, apalagi saat itu ada banyak pendukung Persib yang ingin nonton bola juga naik kereta itu. Ternyata kereta api lokal itu gak kayak kereta api buat perjalan jauh *sesuai sama harganya* Gue mencba naik ditengah desakan orang-orang yang juga sibuk mencari posisi buat mereka. Dalam kereta gue berdiri, beberapa menit setelah jalan, kertea berhenti di satu stasiun lokal *gue lupa nama stasiunnya, browsing aja kalo mau tau hehe* Nah pas disana udah agak mendingan, sebagian udah pada keluar dan gue bisa gak desak-desakan banget sama yang lain. Konyolnya adalah disini gue bertemu dengan seorang bapak yang hypersex. Dia naik dari stasiun ini bersama para penumpang lainnya, berhubung gue emang orangnya merhatiin banget sama orang-orang sekitar dan emang pas banget di hadapan gue lah itu. Suasananya emang ramai, penuh, tapi masih bisa kalo gak dempet-dempetan sama orang lain, tapi itu orang malah terus ngedempetin dirinya ke anak cewek yang naik bareng dia. Gue perhatiin, tuh cewek kayaknya bukan anaknya atau keluarganya dan dia juga kayaknya ngerasa risih, apalagi pria itu pakaian aja udah kelihatan selengean dan gak kayak bapak-bapak biasa gitu. Gue nyoba buat pikir positif, tapi pandangan gue gak berhenti curiga, penasaran pengen tahu, apakah tu orang gak sengaja atau emang ada kelainan. Gue liat orang disamping gue lainnya, ada bapak-bapak tapi gak segitunya dan biasa aja lah ya, nah sementara dia itu beda, mukanya datar, ekspresi datar, tapi mengarahkan *teeet*nya ke cewek muda itu tadi terus, tuh cewek maju dan tu bapak-bapak ikutan maju. Pas udah mau deket sama Stasiun Bandung, otomatis penumpang yang mau turun kan menuju pintu buat keluar *gerbong*, pasti tu orang pada desek-desekan lagi kan? gue kembali merhatiin tu bapak-bapak dan lo tau apa? Bener dugaan gue, dia malah nempelin tuh *teeet*nya kemana-mana sementara yang lain pada gak merhatiin dan sibuk mendekat pengen keluar. Nah, pada waktu itu ada ibu-ibu yang juga naik bersma rombongan temen-temennya dan pas tuh ibu mau keluar, dia juga ditempelin sama si bapak yang hypersex tadi, tapi mungkin karena dia sadar, dia langsung menunjukkan ekspresi yang risih dan mencoba menjauh dari orang itu tadi. Sementar itu tuh bapak lagi, asik sama cewek muda yang tadi lagi, gue iseng aja nyentil ibu-ibu temen dari ibu yang ngerasa risih digituin tadi, dan temen ibu tadi kaget sama gue, ngeliatin gue. Ya udah, gue bilang aja ama dia, sambil nunjuk *sembunyi-sembunyi* kearah bapak itu, dan dia ngeliatin. Terus kita sama-sama nunjukin ekspresi yang seolah bilang" Gak banget kan? -___- ih tu orang ngapain sih, saiko apa gimana?" Pas samapi di stasiun kita segera turun dan gue nyoba buat ngejaga jarak dari tu orang, takut dan alhamdulillah akhirnya gue berhasil keluar tanpa mendekat dengan orang itu, meskipun gue harus gak sengaja nginjek kaki orang buat ngehindariin deket sama tu orang. Pas turun dan gue lihat kebelakang, gue masih penasaran, apakah tu bapak akan turun atau enggak, ternyata dia turun dengan ekspresi datar sambil ngebenerin pakaiannya seolah gak terjadi apa-ap. Ihh!!! -____-
Ukey, gue nyoba ngelupain kejadian di kereta tadi dan ngelanjutin perjalanan gue di Bandung dengan perasaan yang masih bahagianya minta ampun kebangetan. Di stasiun gue segera nyari jalan keluar dan bertanya pada satpam buat menuju ke Jalan Braga. Kenapa ke Jalan Braga? Karena gue mutusin buat nyari penginapan dulu, sebelum nanti gue kesorean dan emang gue udah browsing juga penginapan di daerah sana. Penginapan yang deket sama stasiun Bandung, biar gue bisa jalan kaki.
*bersambung*
No comments:
Post a Comment